Farewell

perpisahan. satu kata pendek yang menyebalkan.

perpisahan bisa datang kapan saja. Tidak mengenal waktu atau tempat-dan tidak diundang.

Perpisahan itu menyebalkan. kenapa? karena perpisahan membuat saya merasa kehilangan. senyum, kebahagiaan, dan cinta. Semuanya hilang bersamaan tanpa ada pemberitahuan.

Entah dengan teman, kerabat dekat, orang tua atau hewan peliharaan sekalipun.

banyak orang yang berfikir perpisahan adalah hal biasa.

‘dibalik pertemuan, pasti ada perpisahan’

saya selalu kesal pada kalimat itu dan pada orang yang mengucapkan kalimat itu. saya kesal, kesal karena.. kenapa mereka dengan enteng mengucapkan kalimat itu? sedangkan saya mati-matian buat gak nangis saat mendengar mereka mengucapkan kalimat itu.

beberapa teman saya pernah mengalami perpisahan. ditinggal pacar karena ke pesantren, orang tua, adik, dan gebetan.

begitu juga dengan saya. Saya sudah banyak mengalami perpisahan akhir-akhir ini. Kucing saya yang terpaksa dibuang karena bulunya yang rontok, perpisahan dengan teman-teman saya karena berbeda sekolah, dan perpisahan dengan handphone jelek milik saya karena terendam bubble ice.

Perpisahan memang bukan kata yang harus di besar-besarkan atau harus dihebohkan. Tapi, perpisahan kadang bisa membuat saya sakit kemudian gila.

Iya, gila karena sakit.

Awal perpisahan kadang biasa saja, saya masih bisa tertawa dengan kucing saya yang paling kecil atau teriak heboh karena terlalu asik main game. Tapi, efek perpisahan baru muncul saat berada di kamar. Tiba-tiba duduk termenung di pinggir kasur. Melirik jam di atas dinding kemudian mengabaikan cappuchino ice yang baru di buat.

tangan terulur memegang sesuatu yang terkait dengan mereka semua yang berpisah dengan saya. kemudian, tersenyum sendiri.

‘ternyata sakit juga ya..’

perpisahan membuat adanya perubahan. tempat, suasana dan hati. saya bukan orang yang mudah menerima perubahan. sering saya membandingkan hal yang ‘sebelum berubah’ dan ‘setelah berubah’. dan perlu waktu lama bagi saya menerima perubahan itu.

tapi kadang, perpisahan baik dilakukan.

saya sering merasa bersalah saat merasa kesal dengan perpisahan. perpisahan tidak sepenuhnya harus sedih berbulan-bulan, membuat mata bengkak atau mengurung diri di kamar dan mogok makan.

kadang, perpisahan lebih baik di lakukan daripada tidak.

seperti, suatu hubungan yang sudah tidak cocok, sudah tidak bisa lagi di paksakan, dan.. harus berpisah.

masing-masing dari mereka sudah merasa bosan. toh, percuma kan kalau masih di paksa bersama?

jalan terbaik memang harus berpisah.

berpisah adalah rahasia tuhan.

begitu juga pertemuan.

tapi kenapa tuhan menciptakan pertemuan kalau ujung-ujungnya berpisah?

saya frustasi.

.

hai, apa kabar?

lama ga buka blog hancur ini, kekeke~

waktu lalu saya lihat beberapa komen yang mengharuskan saya ngelanjutin FF saya. saya senang. saya bahagia. tapi saya sedang gila karena perpisahan *curhat*

tapi tenang, pasti bakal saya lanjutin.

tunggu saya sebentar lagi ^^

2 thoughts on “Farewell

Leave a comment